Rencana Pengembangan Lapangan Gas Abadi

Lapangan gas Abadi terletak di blok Masela 3.221 km2 di Laut Arafura, Indonesia. Lapangan berada di kedalaman air antara 984 dan 3281 kaki. Diperkirakan bahwa lapangan tersebut mengandung 10 miliar kaki kubik cadangan gas alam.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan General Manager Inpex Corporation Takayuki Ueda menyetujui rencana pengembangan akhir untuk Proyek Lapangan Gas Giant Field, yang berlokasi di Blok Masela, di Laut Arafura, di Maluku.

Lapangan gas Abadi ditandai oleh produktivitas reservoir yang sangat baik dan salah satu cadangan terbesar di dunia, menunjukkan pengembangan yang efisien dan operasi produksi LNG stabil jangka panjang.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa biaya pengembangan lapangan Abadi akan diperkirakan $ 20 miliar. Sebagai bagian dari kesepakatan, kedua belah pihak menemukan solusi win-win dalam hal pembagian manfaat, di mana Indonesia akan mendapatkan 50% bagian laba dan setengahnya akan masuk ke Inpex.

Perjanjian tersebut merupakan langkah kecil ke depan untuk proyek, yang harus didefinisikan ulang oleh Apex sebagai pabrik di darat setelah pemerintah Indonesia menolak fasilitas LNG terapung yang diusulkan pada tahun 2016. Pengembangan lapangan Abadi di blok Masela dan proyek ekspor LNG yang menyertainya akan menelan biaya antara $ 18 miliar dan $ 20 miliar, aktivitas investasi terbesar di Indonesia, kata kementerian energi negara itu dalam sebuah pernyataan. Proyek, yang juga akan memasok 150 juta kaki kubik gas per pipa, diharapkan akan beroperasi pada 2027. Indonesia pada awalnya setuju untuk Inpex untuk perpanjangan kontrak 27 tahun hingga 2055.

Instalasi LNG terapung

Fasilitas LNG terapung akan menggabungkan integrasi teknologi yang telah terbukti seperti FPSO, fasilitas beban dasar LNG yang dimuat di darat dan pembawa LNG. Ini akan mencakup fasilitas pemuatan LNG, tangki penyimpanan LNG dan fasilitas pemuatan yang serupa dengan yang tersedia pada FPSO konvensional.

Konsep LNG terapung dipilih untuk lapangan karena mengurangi dampak lingkungan dari pembangunan fasilitas darat dalam hal tanah, pelabuhan dan fasilitas infrastruktur yang diperlukan.

Kondisi lapangan MetOcean juga mendukung desain dan pengoperasian fasilitas LNG terapung. Selain itu, konsep tersebut harus mengurangi biaya proyek dan waktu tunggu.

Mitra proyek diharapkan untuk berinvestasi $ 19,6 miliar dalam fasilitas ini, yang akan berlokasi sekitar 170 km barat daya kota Saumiaki.

Produksi

Gas umpan yang diproduksi akan dikumpulkan melalui pusat pengeboran bawah laut dan diangkut ke LNG terapung melalui kolom produksi yang fleksibel. Gas akan diolah dan dicairkan dengan LNG apung. LNG dan kondensat akan disimpan dalam LNG terapung dan dibuang secara berkala oleh pembawa LNG.

Detail Proyek:

ProyekProyek Abadi LNG
Perpanjangan PSC yang direvisiHingga 15 November 2055 (saat ini berlaku)
Area KontrakSekitar 2.503 kilometer persegi
Kedalaman rentang air400~800 meter
Lokasi blok150 kilometer dari Saumlaki di provinsi Maluku
KapasitasTotal produksi gas alam (setara dengan LNG) 10,5 juta ton per tahun, di mana sekitar 9,5 juta ton LNG per tahun – Pasokan gas lokal melalui pipa Hingga sekitar 35.000 barel kondensat per hari
Bunga yang berpartisipasi– INPEX (INPEX Masela, Ltd. *): 65% (operator) – Shell (Shell Upstream Overseas Ltd.): 35% * (INPEX memiliki 51,93% saham INPEX Masela, Ltd.)
LainnyaPemerintah Indonesia telah mengklasifikasikan proyek ini sebagai proyek strategis nasional pada Juni 2017 dan sebagai proyek infrastruktur prioritas pada September 2017.

Wilayah

Propinsi

Kota