Jakarta-Bandung adalah proyek kereta api berkecepatan tinggi yang diusulkan di Indonesia, yang menghubungkan ibu kota Jakarta ke pusat tekstil Bandung.
China dipilih oleh Pemerintah Indonesia daripada Jepang untuk membangun jalur kereta cepat pertama di negara itu, yang diperkirakan menelan biaya $ 6,07 miliar.
Pembangunan tersebut dilakukan secara masif untuk mengejar target operasional pada tahun 2021. Dari total panjang rel kereta cepat tersebut, lebih dari 80 km diantaranya memiliki struktur layang sedangkan sisanya 13 terowongan dan sub-grade. Beberapa fasilitas sementara seperti Batching Plant dan Casting Yard dibangun di beberapa titik kritis untuk mendukung percepatan proses pembangunan.
Proyek ini dikembangkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China, perusahaan patungan yang dibentuk pada Oktober 2015 antara konsorsium perusahaan milik negara Indonesia, dan China Railway International. Proyek ini dilaksanakan secara business-to-business, dengan 60% saham Indonesia dalam usaha patungan tersebut, sedangkan China 40%.
Meski konstruksi dimulai pada 2016, penyelesaiannya ditunda karena pandemi Covid-19. Proyek ini diharapkan mulai beroperasi pada 2021.
Detail proyek Kereta berkecepatan tinggi Jakarta - Bandung
Jalur rel yang diusulkan akan memiliki panjang 150 km, dengan perkiraan kecepatan kereta api diperkirakan antara 200 km / jam dan 250 km / jam.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan CR400AF generasi terbaru. Memiliki panjang 142,3 km yang membentang dari Jakarta hingga Bandung, Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki 4 stasiun pemberhentian, Halim, Karawang, Walini, Tegalluar dengan satu depo yang terletak di Tegalluar. Setiap stasiun akan diintegrasikan dengan moda transportasi massal di masing-masing wilayah.
Pembiayaan untuk proyek kereta api
Proyek ini dibiayai melalui pinjaman China, tanpa bantuan dari anggaran Negara Indonesia. China Development Bank akan menyediakan sekitar 75% pendanaan, dan sisanya akan diatur oleh mitra usaha patungan.
Pinjaman tersebut akan berjangka waktu 40 tahun, dengan masa tenggang sepuluh tahun.
Pemangku penting yang terlibat
China Railway Construction Corp (CRCC) mengadakan usaha patungan dengan konsorsium badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia.
BUMN tersebut dipimpin oleh PT Wijaya Karya Tbk untuk mengembangkan proyek rel kecepatan tinggi.
Konsorsium Indonesia terdiri dari PT Wijaya Karya, sebuah perusahaan konstruksi, operator kereta api PT Kereta Api Indonesia, pembuat jalan tol PT Jasa Marga, dan PT Perkebunan Nusantara VIII, sebuah perusahaan perkebunan.
Keunggulan Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Proyek ini diharapkan dapat menghasilkan 40.000 pekerjaan setahun selama konstruksi, menciptakan dampak ekonomi yang positif.
Industri terkait seperti peleburan, manufaktur, infrastruktur, pembangkit listrik, elektronik, jasa dan logistik juga akan mendapat dorongan, sehingga mengarah pada pertumbuhan yang seimbang di semua sektor.
Stasiun dan sekitarnya akan mengalami peningkatan aktivitas dan perkembangan, yang akan menghasilkan peluang baru bagi sektor real estate. Wilayah perkotaan dan pedesaan di sepanjang jalur tersebut juga akan mengalami pembangunan yang seimbang.