Sejak tahun 2020, inflasi di seluruh dunia meningkat, yang diakibatkan oleh pandemi global mengharuskan kita mengambil langkah-langkah untuk memperbarui keamanan, peraturan baru pada sirkulasi barang dan jasa, dan situasi ekonomi global di seluruh dunia.
Ekonomi global telah berubah secara dramatis karena agenda COP 26 yang memaksakan transformasi pasar yang mendalam seperti pengembangan solusi penghijauan dan environment footprint.
Pasar energi dan pelaku utamanya setelah menghadapi masa-masa sulit, dan telah mengubah model bisnisnya serta mulai mempertimbangkan peluang bisnis baru di pasar komoditas.
Perusahaan logistik mengubah model bisnis mereka untuk menanggapi pertumbuhan ekonomi digital yang memaksakan kebutuhan untuk memasukkan "layanan distribusi jarak jauh" dan layanan logistik internal otomatis canggih di seluruh dunia.
Sementara itu, ekonomi digital mengandalkan untuk memenuhi permintaan yang akan meningkat di seluruh dunia seperti komponen elektronik, baterai, dan kapasitas power supply yang dibutuhkan di new normal.
Banyak negara khawatir tentang kemampuan mereka untuk mempertahankan ekonomi lokal ke tingkat yang sama seperti sebelum pandemi global COVID-19 dan sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan aturan dan regulasi baru tentang bagaimana produksi energi akan memenuhi kebutuhan pasar lokal, produksi makanan dan volume komoditas akan cukup untuk kebutuhan masa depan.
Dalam tahun 2022 berarti kita harus memikirkan kembali kinerja ekonomi dari model bisnis apa pun untuk memenuhi kebutuhan, kewajiban untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan, meningkatkan margin bersih dalam prosedur operasi yang rumit karena covid-19 dan inflasi yang meningkat di semua pasar yang memaksa bisnis apa pun model untuk memikirkan kembali strategi "make local or buy" mereka.
Bahkan jika inflasi dapat dilihat sebagai cara yang baik untuk menyapu debit perusahaan dari periode deflasi sebelumnya, inflasi yang meningkat tentu akan mempengaruhi ekonomi global.
Jadi, bagaimana strategi pengadaan strategis dan pengembangan kegiatan pengelolaan kategori dapat merespons inflasi dan volatilitas yang meningkat?
