Rencana Pembangunan Jembatan Batam – Bintan

Pemerintah berencana membangun Jembatan Batam-Bintan sepanjang 7,04 kilometer untuk menghubungkan pulau-pulau di Selat Malaka, pada 2020. Pembangunan jembatan laut itu untuk mengembangkan sektor industri dan pariwisata di kawasan tersebut.

Pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin) yang berada di Kepulauan Riau itu dibiayai pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Nilai proyek jembatan itu mencapai Rp3 triliun hingga Rp4 triliun, menggunakan pembiayaan dengan skema tahun jamak (multiyears contract).

Jembatan Babin akan memiliki empat tapak (pilar) utama yang memanjang mulai dari Pulau Batam, Pulau Ngenang, Pulau Tanjung Sauh, sampai ke Pulau Bintan.

Pembangunannya dibagi menjadi tiga trase, yakni trase pertama menghubungkan Pulau Batam ke Pulau Tanjung Sauh (2,12 km); trase kedua menghubungkan Pulau Tanjung Sauh ke Pulau Buau (4.1 km); dan trase ketiga menghubungkan Pulau Buau ke Pulau Bintan sepanjang (855 meter).

Saat ini Kementerian PUPR tengah menyusun studi kelayakan (FS) dan desain detail teknis (DED) yang ditargetkan rampung pada akhir 2019. Pemerintah memperkirakan proyek pembangunan akan berjalan selama tiga hingga empat tahun.

Ketika selesai, jembatan ini akan meningkatkan konektivitas dan mengurangi biaya logistik di Kepulauan Riau. Selain itu, Jembatan Babin akan mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh serta kawasan industri dan pariwisata di Pulau Galang dan Bintan.

Wilayah

Propinsi

Kota