Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD)

Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang terletak di Selat Makassar merupakan proyek yang menggabungkan WK Ganal, WK Rapak, WK Makassar Strait dan WK Muara Bakau (Unitisasi). Proyek ini akan menggabungkan lima lapangan yang akan dikembangkan dari 4 WK tersebut, yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang.

Produksi dari sumur-sumur yang dibor di kelima lapangan tersebut akan dialirkan secara terintegrasi melalui dua Hub Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit/FPU), yaitu Gehem Hub dan Gendalo Hub, serta satu Bangka Subsea Tie-back di West Seno. Lapangan Bangka sendiri telah mulai berproduksi sejak tahun 2016. Gendalo-Gehem termasuk pengembangan dua hub terpisah, yang masing-masing memiliki FPU, pusat pengeboran bawah laut, jaringan pipa gas alam dan kondensat, serta fasilitas penerimaan di darat. Rencananya gas alam hasil produksi dari proyek ini akan dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan diekspor dalam bentuk gas alam cair. Proyek ini memiliki rencana kapasitas terpasang sebesar 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan 47.000 barel kondensat per hari. Kepemilikan perusahaan adalah sebesar 63 persen. Sedangkan untuk pengembangan lapangan lainnya saat ini masih menunggu proses persetujuan revisi POD-I (POD-I IDD).

Diharapkan, melalui proyek ini, lapangan IDD dapat onstream pada tahun 2023. Chevron telah mengajukan usulan revisi POD-I IDD pada tanggal 29 Juni 2018 setelah hasil PreFEED dianggap cukup, bersamaan dengan pengajuan usulan Perpanjangan WK Makassar Strait, WK Rapak dan WK Ganal. Pada tanggal 6 Juli 2018, Kementerian ESDM memutuskan bahwa WK Makassar Strait akan diperpanjang dengan alih kelola kepada Pertamina.

Dengan adanya tindak lanjut dari keputusan Menteri ESDM tersebut, SKK Migas pada tanggal 27 Juli 2018 telah menyampaikan kepada Chevron agar segera mengajukan supplement atau addendum revisi POD-1 IDD tanpa ruang lingkup WK Makassar Strait (Lapangan Maha), yang disampaikan oleh Chevron melalui surat pada tanggal 4 September 2018.

Nilai Investasi:Rp 124.8 Triliun
Skema Pendanaan:Swasta
Lokasi:Kalimantan Timur
Penanggung Jawab Proyek:Kementerian ESDM
Rencana Mulai Konstruksi: 2012
Rencana Mulai Operasi: 2027
Status Proyek:Tahap Konstruksi dan akan  beroperasi di 2019

Wilayah

Propinsi

Kota